Rahmat dan Pengampunan

Damai sejahtera dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Khotbah ini akan mengupas kisah seorang pemungut cukai yang menjadi salah satu tokoh sentral dalam pengajaran Yesus. Kisah ini mengilustrasikan rahmat Allah yang tiada tara, pengampunan-Nya yang melimpah, dan kemampuannya untuk mentransformasi hati dan hidup seseorang. Mari kita merenungkan bersama-sama pesan mendalam dari kisah ini dalam Alkitab.

Ayat Alkitab: Lukas 18:9-14

Merendahkan Diri

Kisah pemungut cukai ini dimulai dengan seorang pemungut cukai yang mendekati Bait Allah dengan rendah hati. Namun, pemungut cukai ini bukan hanya seorang pemungut cukai biasa, melainkan seorang yang sangat dihina oleh masyarakat pada masanya. Pemungut cukai pada zaman Yesus sering kali dianggap sebagai orang berdosa dan curang karena sering mengeksploitasi sesama warga Yahudi. Meskipun demikian, pemungut cukai ini datang ke Bait Allah dengan hati yang tulus merendahkan diri.

Kesadaran Akan Dosa dan Keinginan untuk Bertobat

Ketika pemungut cukai tersebut tiba di Bait Allah, dia tidak bisa melihat wajahnya sendiri. Dia menyadari dosanya, bahwa dia adalah seorang berdosa di hadapan Allah. Namun, kesadaran akan dosa ini tidak membuatnya menjauh dari Allah, melainkan menggerakkannya untuk bertobat. Dengan berbicara dalam doa, pemungut cukai itu mengakui dosanya dan memohon rahmat Allah.

Pengampunan Allah yang Melimpah

Pemungut cukai ini datang dengan iman yang tulus. Dia tahu bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa-dosanya. Dan Allah, dengan rahmat-Nya yang melimpah, benar-benar mengampuni pemungut cukai itu. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk rahmat Allah. Kita semua, seperti pemungut cukai ini, dapat mencari pengampunan dan menerima kasih karunia Allah.

Transformasi Hati yang Nyata

Kisah pemungut cukai ini adalah contoh nyata tentang bagaimana pertemuan dengan Yesus Kristus dapat mengubah hati dan hidup seseorang. Setelah menerima pengampunan dan rahmat Allah, pemungut cukai itu pergi dalam keadaan yang benar-benar berbeda. Hati dan sikapnya berubah. Dia pulang sebagai seseorang yang benar di mata Allah.

Pelajaran Bagi Kita dari Pemungut Cukai

Kisah ini memberi kita beberapa pelajaran berharga. Pertama, kesadaran akan dosa adalah langkah pertama menuju pertobatan dan pengampunan. Kedua, Allah adalah Allah yang penuh rahmat dan siap mengampuni setiap dosa yang kita akui. Ketiga, pertemuan dengan Yesus Kristus memiliki kekuatan untuk mentransformasi hati dan hidup kita.

Mengambil Hikmah dari Pemungut Cukai

Dalam khotbah ini, kita belajar kisah pemungut cukai yang merendahkan diri di hadapan Allah, mengakui dosanya, dan menerima pengampunan serta transformasi dari-Nya. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk rahmat Allah. Sebaliknya, kita semua dapat mencari pengampunan-Nya dengan iman yang tulus.

Marilah kita mengambil hikmah dari kisah ini untuk merendahkan diri di hadapan Allah, mengakui dosa-dosa kita, dan menerima rahmat serta transformasi yang ditawarkan-Nya melalui Yesus Kristus. Dengan demikian, kita dapat hidup dalam kebenaran dan kasih Allah, menjadi contoh kasih karunia-Nya bagi dunia di sekitar kita.

Dalam nama Yesus Kristus, amin.