Alat Ukur Moderasi Beragama Warnai Perbincangan Sesi Kedua Lokakarya Nasional Ditjen Bimas Kristen di IAKN Manado

Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado menjadi tuan rumah pelaksanaan Lokakarya Nasional Akademisi dan Pimpinan Gereja Aras Nasional – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia (Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI). Kegiatan dilaksanakan mulai dari tanggal 21-23 Desember 2022.

Sesi Kedua Lokakarya membahas tentang “Presentasi Skala Moderasi Beragama” oleh Prof. Dr. Achmad Syahid (UIN Jakarta) bersama Binsar Pakpahan (STFT Jakarta), Dr. Arthur Gerung, M.Th (Wakil Rektor II IAKN Manado), Dr. Meily Wagiu, M.Th (Ketua LP2M IAKN Manado) dan Dr. Anita Tuela, M.Th (Dekan Fakultas Teologi IAKN Manado).

Prof. Dr. Achmad Syahid menjelaskan bahwa konsep moderasi beragama adalah sebuah konsep yang diarus-utamakan, harapannya adalah menjadi titik kumpul kita semua.

“Selama ini kita menyebut ekstrem kanan-kiri, moderasi beragama adalah kelompok tengahan. Negara ambil bagian karena sudah melihat fakta-fakta tersebut yang dipengaruhi oleh aliran atau paham apapun untuk memberi daya rusak yang luar biasa kepada kita semua.” Tutur Prof. Dr. Achmad Syahid.

Dilanjutkannya, Moderasi Beragama merupakan kepentingan pemerintah untuk didesakkan kepada seluruh ASN, harapannya adalah kesadaran beragama yang moderat yang akan jadi ciri utama ASN.

“Alat ukur yang bisa secara ilmiah mengukur tentang moderasi beragama. Masalah yang diukur adalah apakah skala penelitian, alat ukur yang kita konstruk/susun memiliki validitas dan realibitas.” Ucap Prof. Dr. Achmad Syahid.

Menurut Prof. Dr. Achmad Syahid, ada 4 (empat) dimensi Moderasi Beragama.

“Diharapkan alat ukur Moderasi Beragama dapat merujuk pada item, kata kunci atau dimensi yang ada. Kata kunci yang dimaksud di antaranya, Komite Kebangsaan, Toleransi, Kekerasan, Akomodasi Budaya, Adil berimbang dan Kemaslahatan Umum. Dari Kata Kunci inilah kemudian dikembangkan dan mendapatkan 73 item. Mudah-mudahan semua dapat mengisi alat ukur Moderasi Beragama.” Ujar Prof. Dr. Achmad Syahid.

Dr. Arthur Gerung M.Th menjelaskan bahwa dalam konteks Kristen di Indonesia dengan 328 sinode yang ada penting juga untuk memasukkan indikator lain sebagai alat ukur moderasi beragama, yaitu Jalan tengah dan Musyawarah. Jika ditelusuri, kedua aspek ini memiliki landasan biblis dan cocok diterapkan pada umat Kristen di Indonesia.

Dr. Anita Inggrith Tuela, M.Th menjelaskan dalam statistik yang disampaikan ada yang dilihat dari tingkat pendidikan, demografis tapi mungkinkah bisa dimasukkan untuk item penelitian kepada masyarakat di perkotaan dan di pedesaan itu dapat diperhatikan karena gaya hidup yang berbeda.

Kemudian disinggung juga soal akomodasi terhadap budaya lokal atau tradisi untuk ibadah gereja dapat dimasukkan unsur budaya.

Dr. Meily Wagiu, M.Th juga menanggapi tentang Asesmen Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.

“Usul kami, bisakah ada pengembangan untuk item alat ukur untuk akomodatif budaya yang diambil dari kearifan budaya lokal ?.” Tutur Ketua LP2M IAKN Manado.*DOP

Facebook 
Instagram
Kementerian Agama 
Website IAKN Manado

Categories: Berita IAKN