Ibadah bersama di awal minggu berlangsung dengan penuh hikmat dan dihadiri oleh Rektor dan dosen/pegawai IAKN Manado, Senin (06/07/20). Ibadah ini dikoordinir oleh Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, dipimpin oleh Natalia O. K. D. Lahamendu, S.Si Teol., M.Si. Pembacaan Alkitab diambil dalam Efesus 3:1-6 dengan tema “orang beriman adalah mereka yang saling menerima”.
Isi khotbah menjelaskan dalam tradisi Kekristenan yang disebut orang beriman adalah orang yang percaya pada Kristus, serta mengandalkan kesetiaan dan karakter Kristus untuk bertindak. Kesetiaan dalam Kristus umumnya dipahami menyebabkan perubahan-perubahan dalam cara orang hidup dan berpikir. Selanjutnya berkaitan dengan saling menerima. Kata “saling” mengindikasikan adanya suatu perbuatan yang berbalas-balasan, ada relasi yang tercipta didalamnya. Berelasi berarti berhubungan dengan orang lain.
Dilanjutkannya, dalam bacaan Efesus ini menjadi penting untuk kita refleksikan karena berkaitan dengan sikap hidup orang beriman. Paulus mencoba mengungkapkan hal yang berkaitan dengan rahasia Kristus, terkait dengan panggilan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (orang non Yahudi) bahwa mereka turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Paulus digambarkan menghantam pembatasan yang ada dalam serangannya terhadap praktik sunat yang mau diterapkan oleh orang Kristen Yahudi terhadap orang Kristen non-Yahudi. Paulus berbicara mengenai “rahasia Kristus” yang tersembunyi selama berabad-abad dalam Allah dan kini diperkenalkan melalui wahyu oleh Roh Kudus kepada para rasul dan nabi. Paulus menggunakan istilah “rahasia” lebih dari dua puluh kali dengan beberapa makna yang berbeda. Menurutnya, seringkali hal ini terkait dengan persatuan orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi ke dalam satu komunitas baru yaitu Gereja . Teologi yang ditunjukkan oleh Paulus adalah soal Ekklesiologis yang mana Kristus tampil sebagai pendiri dan penebus Gereja. Lewat karya keselamatan yang diberikan oleh Kristus telah mengubah konsep ekslusivisme yang ada menjadi konsep universal, semua orang yang menerima Kristus menjadi satu tubuh dan berhak menjadi ahli waris.
Dijelaskannya, yang perlu dilakukan sebagai orang-orang beriman ialah sikap inklusif agar dapat menerima orang lain yang berbeda dengan kita. Pertama, sebagai orang-orang beriman penting bagi kita untuk meletakkan dasar pemahaman Imago Dei atau manusia sebagai gambar Allah. Kedua, menerapkan sikap rendah hati.
“Dalam konteks kehidupan kita berkarya dan melaksanakan tanggung jawab kita sebagai dosen dan tenaga kependidikan khususnya di lingkungan IAKN Manado. Tentunya kita akan menghadapi banyak sekali perbedaan-perbedaan yang sering membawa kita dalam perselisihan. Perbedaan merupakan hal yang tak bias kita elakkan dalam konteks kehidupan kita dengan adanya perbedaan menuntut kita sebagai orang beriman untuk mampu menerapkan sikap penerimaan terhadap setiap perbedaan sehingga terciptanya kesetaraan terhadap kemanusiaan. Jangan menjadi eksklusif untuk tetap hidup lantas membiarkan yang lain mati. Sebagai orang beriman kita dituntut untuk memberitakan karya keselamatan bagi yang lain tanpa terkecuali seperti teladan Kristus, sehingga ketika terjadi perjumpaan dengan orang lain sikap kita bukanlah melihatnya sebagai suatu ancaman melainkan kesempatan untuk bekerja sama dan membangun sikap hidup yang menuju kepada kemuliaan akan Tuhan” tutup salah satu dosen cantik di IAKN Manado.
Penulis: DOP
Editor: JJL
Fotografer: RKG
Sumber: MBC IAKN Manado