Keberadaan para dosen IAKN Manado di Pulau Jawa selama dua minggu telah dimanfaatkan dengan maksimal untuk membagikan ilmu dan memperoleh lebih banyak ilmu. Selain berurusan dengan ilmu relasi pun turut diperhatikan, sehingga nama IAKN Manado semakin dikenal di kalangan akademisi secara nasional bahkan internasional.
Rencana MoU dengan UKDW, penandatanganan MoU dengan ICRS, kemudian mengikuti konferensi internasional AICoSH di UIN Sunan Kalijaga pada minggu pertama belumlah cukup bagi para pemburu ilmu dari IAKN Manado. Kerena minggu kedua ditambah lagi dengan mengikuti “The First International Conference on Indigenous Religions: The State, Indigenous Religions, and Inclusive Citizenship” yang berlangsung di UGM, kemudian mengikuti Seminar Nasional dan Lokakarya Agama-agama Ke-35 PGI di UKSW Salatiga.
Mengapa mereka mau terlibat dalam hal-hal seperti itu? Perhatikanlah kutipan-kutipan berikut ini:
“If you are not willing to learn, no one can help you. If you determined to learn, no one can stop you.” @Lilly Wasida
“Hiduplah seakan-akan kau akan mati besok. Belajarlah seakan-akan kau akan hidup selamanya.” @Raek Olin Kaunang-Runtuwarow’s
“Disetiap capai pasti ada proses dan di dalam proses tersebut ada tahapan-tahapan. Saat ini bersyukur karena bisa diberikan kesempatan sampai di tahapan ini. Dari sinilah awal untuk terus berlajar hingga bisa ada di tahap dan kesempatan yang lebih baik kedepannya.” @Gerry Nelwan
“Menulis adalah bekerja untuk keabadian…” @Febri Manoppo
“An extraordinary opportunity to be one of the panelists at “The First International Conference on Indigenous Religions: The State, Indigenous Religions, and Inclusive Citizenship.” @Krueger ‘Kristo’ Tumiwa
Beberapa kutipan tersebut membuktikan adanya motivasi, keinginan dan usaha untuk terus belajar. Tantangan dan hambatan pasti akan ditemui, tetapi upaya pasti akan melampauinya dan kebanggaanlah yang akan menanti.