IAKN Manado Teguhkan Peran Perguruan Tinggi Keagamaan dalam Penguatan Kesadaran Ekologis Kritis

Manado — Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Membumikan Eko-Teologi: Peran Perguruan Tinggi Keagamaan dalam Mencerdaskan Kesadaran Ekologis Kritis”, Rabu (17/12/2025), bertempat di Aula IAKN Manado. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen perguruan tinggi keagamaan dalam mendukung agenda penguatan ekoteologi sebagaimana dicanangkan Kementerian Agama melalui program Kemenag Berdampak.

Seminar nasional tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor I IAKN Manado, Dr. Heldy J. Rogahang, M.Th, yang hadir mewakili Rektor IAKN Manado, Dr. Olivia Cherly Wuwung, S.T., M.Pd. Dalam sambutannya, Dr. Heldy menegaskan bahwa krisis ekologis bukan sekadar persoalan lingkungan semata, melainkan juga persoalan iman dan tanggung jawab moral umat beragama. Menurutnya, eko-teologi mengajak sivitas akademika untuk memaknai kembali relasi antara iman, manusia, dan alam ciptaan Tuhan, serta mendorong terwujudnya iman yang nyata melalui sikap dan tindakan menjaga kelestarian lingkungan.

“Perguruan tinggi keagamaan memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran ekologis kritis melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. IAKN Manado secara konsisten mengintegrasikan nilai-nilai kepedulian ekologis dalam pembelajaran, riset, dan praktik nyata di tengah masyarakat,” ujar Dr. Heldy. Ia juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan eko-teologi bukan sekadar wacana akademik, melainkan sebagai sikap hidup yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.

Kegiatan seminar dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber lintas disiplin dan latar belakang. Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag, Direktur Pengkajian Kebijakan PIP dan Maheswara Utama BPIP RI, memaparkan perspektif eko-teologi, eko-filosofi, dan eko-ideologi Pancasila dalam merespons krisis ekologis nasional. Ia menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila dalam membangun kesadaran ekologis sebagai bagian dari tanggung jawab bersama warga negara.

Sementara itu, Pdt. Dr. Peter Auh, dari Bidang Kerja Sama International Methodis Theological University Korea Selatan, mengulas ekoteologi eskatologis serta praktik konkret pengelolaan lingkungan berbasis iman yang telah diterapkan di Korea Selatan. Ia menegaskan bahwa krisis lingkungan merupakan panggilan pertobatan iman yang harus diwujudkan melalui kebijakan publik, pendidikan, dan gaya hidup ekologis.

Narasumber lainnya, Pdt. Prof. Dr. Julianus Mojau, M.Th, Guru Besar Teologi Sosial Fakultas Teologi Universitas Halmahera, menyoroti peran pendidikan tinggi keagamaan Kristen dalam membumikan eko-teologi berbasis eko-filsafat dan eko-epistemologi. Ia menekankan perlunya transformasi paradigma pendidikan agar tidak bersifat antroposentris semata, melainkan menempatkan manusia dan alam sebagai satu kesatuan kehidupan yang saling terkait.

Diskusi seminar dipandu oleh Dr. Wolter Weol, S.Th., M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana IAKN Manado, yang mengarahkan dialog akademik secara dinamis dan reflektif. Seminar ini diikuti oleh unsur pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, guru-guru Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta mahasiswa IAKN Manado.

Melalui kegiatan ini, IAKN Manado berharap dapat memperkuat pemahaman dan peran sivitas akademika dalam membangun kesadaran ekologis kritis melalui pendekatan eko-teologi, sekaligus mendorong integrasi nilai-nilai kepedulian lingkungan dalam tridharma perguruan tinggi. Seminar nasional ini juga menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi keagamaan dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan penguatan moderasi beragama yang berdampak bagi kehidupan bersama.

Categories: Berita IAKN, Events, News, News, News