Minahasa, 29-31 Oktober 2024 – Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, Dr. Olivia Cherly Wuwung, S.T., M.Pd, memberikan paparan inspiratif sebagai narasumber dalam Simposium Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGLII) pada akhir Oktober 2024 di Manado. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas peran pendidikan tinggi dalam membentuk generasi emas Indonesia menuju 2045.

Dalam pemaparannya, Rektor memperkenalkan struktur akademik di IAKN Manado yang terdiri dari fakultas dan program pascasarjana yang mendukung pendidikan tinggi berbasis keagamaan Kristen. Beliau menegaskan bahwa IAKN Manado berkomitmen untuk melahirkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan berintegritas dalam memperkuat SDM bangsa.
Rektor kemudian menjelaskan secara mendalam mengenai pilar pembangunan Indonesia menuju 2045, yaitu:
- Pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK untuk menciptakan generasi muda yang inovatif dan berdaya saing global,
- Pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial,
- Pemerataan pembangunan yang mengedepankan keadilan bagi seluruh masyarakat, serta
- Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan demi terciptanya stabilitas dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.
Selain membahas pilar pembangunan, Rektor juga memaparkan arah dan strategi pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen. Strategi ini mencakup:
- Good governance atau tata kelola yang baik,
- Peningkatan kualitas akademik untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,
- Penguatan riset dan inovasi untuk mendorong kemajuan pengetahuan, serta
- Kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang melibatkan gereja, pemerintah, industri, dan masyarakat.
Lebih jauh, Rektor menekankan pentingnya inovasi dalam kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Inovasi merupakan kunci dalam mengembangkan pendidikan tinggi keagamaan yang mampu menjawab tantangan masa depan,” ujar Rektor.
Pada akhir sesi, Rektor menyampaikan pesan mendalam bahwa pendidikan tinggi yang berkualitas adalah investasi penting bagi Indonesia Emas 2045. Pendidikan Kristen, menurutnya, tidak hanya menjadi akses untuk menuntut ilmu, tetapi juga sebagai wadah penanaman nilai-nilai kekristenan dan kebangsaan.
“Pendidikan tinggi Kristen akan membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki nilai afektif dan keterampilan psikomotorik sebagai pemimpin yang inklusif,” ungkapnya.

Rektor menutup paparannya dengan harapan bahwa mutu pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen terus ditingkatkan, dengan mengedepankan keselarasan antara keunggulan akademik dan nilai Kristiani.
Lulusan Perguruan Tinggi Kristen diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi gereja, masyarakat, dan bangsa, membawa perubahan positif menuju masa depan Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan.*DOP